28 Desember 2014 adalah kejadian yang sangat menyedihkan bagi dunia pernebangan, terlebih karena pesawat AirAsia dari Surabaya tujuan Singapura hilang kontak yang dimana jam 7 pagi waktu Singapore sudah harus tiba di Changi Airport. Tim SAR dan tim yang lain mencari letak dimana jatuhnya AirAsia dan setelah mendapatkan informasi ternyata AirAsia QZ8501 jatuh di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Disana ditemukannya puing-puing yang berasal dari pesawat AirAsia tersebut dan di daerah sekitar itu ada para korban yang sudah mengapung.

 Dan ini ada beberapa foto yang gue ambil dari Buzzfeed, foto ini adalah para awak kabin dan penumpang AirAsia QZ8501

Photo of Captain Iriyanto, the pilot of missing AirAsia flight QZ8501 http://t.co/YE4U9Gk9VL pic.twitter.com/wWwvxsSJfA
— MarkHong (@34680578) December 29, 2014

Kapten Iriyanto telah mencatat 6.053 jam terbang dengan AirAsia, dia sangat pintar. Sebelumnya Kapten Iriyanto juga telah pernah menerbangkan pesawat tempur dan sekarang ia bisa membawa pesawat komersial. Putri dari Kapten Iriyanto memposting gambar mereka berdua di akun Facebook-nya dengan caption

Papa Pulang. Kakak Masih butuh papa. Papaku Kembalikan. Papa pa Pulang, papa Harus ketemu.

  2. Oscar Desano adalah Pramugara yang paling dibanggakan di AirAsia. Dan dia juga seorang Ayah



Timeline Twitter nya dipenuhi dengan gambar-gambar dari perjalanannya diseluruh dunia, serta foto-foto teman-temannya dan juga istrinya yang sedang hamil anak pertama pada pasangan suami istri itu. Sepupu Desano mengatakan bahwa ia "berdoa dan menunggu kepulangan Desano kerumah" 
"Keluarganya masih menunggu di Surabaya" kata Meri. "Oscar akan punya bayi segera karena istrinya sedang hamil enam bulan sekarang, kami masih berharap untuk kembali kerumah" 

Istri dari Oscar Desano yang sedang mengandung 6 bulan bayi pertama mereka

Ayah Ruth Natalia Puspitasari, Suyanto dan ibu nya menunggu di pusat krisis keluarga di Bandara Surabaya sepanjang hari dari hari Minggu. "Sekarang dia pergi dipesawat yang hilang dan kita harus menghadapi ini, aku tidak bisa percaya" Suyanto mengatakan kepada Associated Press sambil mengeluarkan air mata "Ini terlalu sulit untuk dihadapi" "Saya tidak ingin mengalami hal yang sama dengan Malaysia Airlines" katanya.